🪅 Apa Yang Diserukan Oleh Demokrasi Pancasila
12 Apabila seseorang melihat orang cacat lalu berkata (tanpa didengar oleh orang tadi): "Alhamdulillah yang telah menyelamatkan aku dari apa yang diujikan Allah kepadanya dan melebihkan aku dengan kelebihan sempurna atas kebanyakan makhlukNya", maka dia tidak akan terkena ujian seperti itu betapapun keadaannya. (HR. Abu Dawud)
Inilahyang menjadi tanggung jawab kita bersama. Bila semua sila Pancasila terimplementasi, maka peradaban ideal sebagaimana yang dicita-citakan Rasulullah Saw tinggal selangkah lagi. Mengapa ingin jadi wakil rakyat? Jihad konstitusi sebagaimana yang diserukan Habib Rizieq Shahab dan ulama-ulama pejuang lainnya.
Reformasibergulir dan rezim Soeharto tumbang digantikan oleh demokrasi. Kebebasan yang sebelumnya dipasung diserukan gaungnya pada saat ini untuk diminta implementasinya kepada para tiap-tiap warganegara. Tetapi selalu ada yang tertinggal dari sejarah. Salah satunya adalah apa yang terjadi paska 30 September 1965.
Dalammasa persidangan kedua tersebut, dibentuk Panitia hukum Dasar dengan anggota 19 orang yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Kemudian, Panitia ini membentuk Panitia Kecil lagi yang diketuai oleh Soepomo dengan anggota terdiri atas Wongsonegoro, R. Soekardjo, A.A. Maramis, Panji Singgih, H. Agus Salim dan Sukiman.
Memandangfactor yang menghambat pertumbuhan dan konsolidasi demokrasi itu, maka perwujudan demokrasi di Negara muslim seperti di Indonesia tidaklah mudah.Tetapi titik terang pertumbuhan di Indonesia telah ada, yaitu dengan adanya bentuk system politik dan kenegaraan yang pada dasarnya sudah demokratis, yang didukung eksistensi kebebasan
PartaiMahasiswa Revousi ( MAWAR ) adalah partai politik kampus UPN “Veteran” Yogyakarta yang memperjuangkan kedaulatan mahasiswa, demokratisasi kampus, kehidupan dunia kampus yang dinamis, Mempelopori atmosfer politik kemahasiswaan yang demokratis dan independen ( bab V pasal 6 tentang usaha Anggaran Dasar Partai MAWAR).Selain itu
dwiananda514menerbitkan Modul UTS Pkn pada 2020-11-04. Bacalah versi online Modul UTS Pkn tersebut. Download semua halaman 1-50.
Masihdalam kondisi pandemi menyebarnya virus corona dan di tengah maraknya berbagai penolakan masyarakat terhadap Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila di negara kita, tersiar pula publikasi sebuah agenda diskusi secara eksklusif dari suatu kelompok yang bertajuk “Menangkal Propaganda Eks HTI dalam Negara Pancasila” pada
Pancasilapun kini masih eksis, hingga belakangan ini, pasca dibukanya karena demokrasi, muncul beberapa kalangan yang menolak Pancasila, kendati ia lahir dan tinggal di bumi Indonesia. Kedua, Piagam Madinah memberi hak sepenuhnya kepada tiap umat beragama untuk menjalankan ibadah sesuai kepercayaan masing- masing.
. - Sejak tahun 1950 sampai sekarang, Indonesia terhitung sudah melakukan pergantian sistem demokrasi sebanyak empat kali. Demokrasi tersebut adalah Demokrasi Liberal 1950-1959 Demokrasi Terpimpin 1959-1966 Demokrasi Pancasila 1966-1998 Reformasi 1998-sekarang Dari keempat demokrasi tersebut, masing-masing memiliki beberapa perbedaan yang cukup signifikan, mulai dari sistem politik, kekuasaan, sampai kegagalan. Perbedaan yang paling terlihat, yaitu antara Demokrasi Liberal dan Demokrasi Pancasila, karena dari keduanya sudah memiliki dasar asas yang berbeda. Berikut perbedaan Demokrasi Liberal dan Demokrasi Pancasila. Baca juga Indische Partij Pendiri, Latar Belakang, Program Kerja, dan Penolakan Tujuan Demokrasi Liberal Demokrasi Pancasila Memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada masyarakat, tidak terdapat batasan bagi setiap individu atau golongan untuk berserikat. Mengutamakan musyawarah mufakat, sehingga pemimpin tidak diberikan hak untuk mengambil keputusan sendiri, melainkan melalui pemungutan suara voting. Baca juga Pemberontakan PKI Madiun 1948 Karakteristik Demokrasi Liberal Demokrasi Pancasila Parlemen memegang kekuasaan politik yang sangat besar Sistem multipartai Kabinet pemerintahan koalisi tidak stabil dan kerap berganti Pertama kali diadakan pemilu pada tahun 1955 Kedaulatan berada di tangan rakyat Berlandaskan asas kekeluargaan Mengambil keputusan berdasarkan musyawarah mufakat Tidak ada partai pemerintah Keselarasan antara hak dan kewajiban Menghargai HAM Tidak mengakui sistem monopartai Mendahulukan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau golongan Baca juga Sejarah KRI Nanggala Peralihan Demokrasi Liberal Demokrasi Pancasila Terjadi instabilitas politik dan pemberontakan di berbagai daerah Melakukan pemulihan dengan mengakhiri Demokrasi Liberal dan menerapkan Demokrasi Terpimpin Dekrit Presiden 5 Juli 1959 membubarkan konstituante dan kembali ke UUD 1945 Di akhir periode Orde Baru, perekonomian mengalami kekacauan, harga BBM dan kebutuhan pokok melonjak Demonstrasi para massa yang ditunggangi mahasiswa menuntut reformasi dan mundurnya Soeharto dari jabatannya Sebagian besar menteri mengundurkan diri sehingga pemerintahan berhenti Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presien pada 21 Mei 1998 Baca juga Pemberontakan DI/TII di Jawa TengahPerbedaan Sistem Segi Hukum Demokrasi Liberal Warga negara memiliki kebebasan luas dalam melakukan segala sesuatu, tanpa melakukan pelanggaran hukum. Demokrasi Pancasila Warga negara memiliki aturan berdasarkan UUD 1945 Segi Ekonomi Demokrasi Liberal Kondisi perekonomian tidak stabil, karena terjadi banyak pemberontakan di daerah, keadaan ekonomi memburuk. Demokrasi Pancasila Pemerintah ikut terlibat dalam mengatur masalah perekonomian guna mencapai sebuah kemakmuran bangsa, adanya saling Kerjasama serta membantu satu sama lain dalam kegiatan ekonomi. Ketatanegaraan Demokrasi Liberal Kepentingan serta hak warga negara lebih diutamakan dibanding kepentingan negara. Demokrasi Pancasila Dalam menjalankan kegiatan ketatanegaraan harus berlandaskan pada UUD 1945 dan Pancasila. Kekuasaan Demokrasi Liberal Kekuasaan tertinggi ada pada kelompok bangsawan. Demokrasi Pancasila Kekuasaan tertinggi ada pada pemerintah. Kegagalan Demokrasi Liberal Demokrasi Pancasila Sering berganti kabinet, sehingga program tidak bisa berjalan optimal Kondisi politik, ekonomi, sosial, dan keamanan tidak stabil karena sering terjadi pemberontakan di daerah. Rotasi kekuasaan eksekutif yang dapat dikatakan tidak ada. Penarikan politik yang tertutup. Pemilu jauh dari semangat demokratis. Pelanggaran HAM Praktik KKN yang berkecamuk. Referensi Sharma, P. 2004. Sistem Demokrasi Yang Hakiki. Jakarta Yayasan Menara 4-5. Ujan AA, 2008. Pancasila Sebagai Etika Sosial Politik Bangsa Indonesia. Jakarta MPK Universitas Atma Jaya 4-7. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Jakarta - Demokrasi Pancasila adalah demokrasi permusyawaratan yang dijiwai oleh sila keempat Pancasila, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Apa saja prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila?Konsep Demokrasi Pancasila sendiri diakomodir dalam Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 sebelum perubahan, yaitu kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh amandemen, pasal itu berubah menjadi "kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD" Pasal 1 ayat 2. Mulai saat itu, MPR bukan lagi lembaga tertinggi melainkan sejajar dengan lembaga negara ini penjelasan mengenai arti Demokrasi Pancasila beserta Demokrasi PancasilaDemokrasi secara etimologis, berasal dari bahasa Yunani "demos" yang berarti rakyat dan "kratos/cratein" yang berarti "demos" biasanya merujuk pada seluruh rakyat namun bisa juga diartikan sebagai orang-orang pada umumnya atau hanya rakyat miskin. Kata demokrasi sendiri pada mulanya digunakan oleh kalangan aristokrat sebagai sindiran untuk merendahkan orang-orang Demokrasi Pancasila bisa diartikan sebagai sistem permusyawaratan dalam pemerintahan yang merujuk pada Indonesia, Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional, sebagaimana dinyatakan dalam pasal 1 ayat 2 UUD Negara Republik Indonesia 1945. Nilai-nilai yang terkandung dalam Demokrasi Pancasila merupakan nilai-nilai adat dan kebudayaan dari masyarakat Indonesia secara Demokrasi PancasilaSelain pengertian Demokrasi Pancasila, dikutip dari buku "Ilmu Kewarganegaraan" oleh Cholisin, ada juga prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila, di antaranyaa. Persamaan bagi seluruh rakyat IndonesiaPersamaan bagi seluruh rakyat Indonesia dimaksudkan bahwa hak dan kewajiban yang dimiliki oleh rakyat Indonesia sama dan hak dan kewajiban tersebut tidak hanya dalam bidang politik saja melainkan bidang hukum, ekonomi dan sosial yang diharapkan mampu memberikan keadilan bagi seluruh rakyat Keseimbangan antara hak dan kewajibanDalam Demokrasi Pancasila, prinsip keseimbangan antara hak dan kewajiban memberikan pengertian bahwa hak yang diterima warga negara harus diseimbangkan dengan kewajiban yang harus Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan orang lainDemokrasi Pancasila memberikan kebebasan kepada setiap individu namun dengan batasan yang bertanggung kata lain, kebebasan ini adalah kebebasan yang harus memperhatikan hak dan kewajiban dari orang lain dan diri sendiri bahkan, harus dapat dipertanggungjawabkan dengan Tuhan Yang Maha Mewujudkan rasa keadilan sosialDemokrasi memiliki tujuan dalam mewujudkan rasa keadilan sosial untuk semua warga negaranya. Sementara keadilan sosial melingkupi sila dalam Pancasila terutama sila prinsip dalam demokrasi Pancasila harus bisa mewujudkan rasa keadilan sosial dalam setiap Pengambilan keputusan dengan musyawarahLandasan gotong royong dan kebersamaan merupakan dasar dari pengambilan keputusan dengan musyawarah. Dalam pengambilan keputusan ini mengilhami rasa keadilan bagi semua, di mana tidak hanya mementingkan kaum mayoritas saja, namun juga dapat memperhatikan kaum Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaanPrinsip persatuan nasional terilhami dari sila ketiga dari Pancasila. Rasa kekeluargaan dalam Negara Republik Indonesia, memunculkan persatuan nasional dalam setiap nasional juga sangat penting dalam pertahanan negara agar negara dapat kuat saat ada gangguan baik dari dalam maupun dari Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasionalTujuan dan cita-cita nasional Negara Indonesia tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Demokrasi Pancasila, tujuan dan cita-cita Negara Indonesia bisa menciptakan kebaikan bagi masyarakat Indonesia serta turut mewujudkan perdamaian dan ketertiban arti Demokrasi Pancasila beserta prinsip-prinsipnya. Jadi makin paham kan detikers?TagArti demokrasi pancasilaPancasilaDemokrasi pancasilaPrinsip demokrasi pancasilaPendidikan kewarganegaraanDemokrasiMusyawarah Simak Video "Anies Kini Orang Tak 'Commit' Demokrasi Lebih Berani Ungkap Pikirannya" [GambasVideo 20detik] erd/erd
DalWkl JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG>anG>WbOK7Iv2e2-= disimaaan Gakaul\rimaanG> JaCrimaanG>B JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG> Jaa disimaaan GaiMju Hij1ko1- aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaoc ="ardaahsI2KkAAAAAAAAAAWPjWg2XumXSq=Rcle__ti1111e__ti1111e__ti11s/r; />->Z JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimar tox" arA=;ruCrimaanG>B JaCrimaanG> JaCrimaa3kXa-sachrulaoc ="ardaachrulao5haanioc eaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimagamW BtUf->Z _6eotoLaP"/>Lo >LoX/srb23/0-0gkat Ha3'erld7xa>imaanG> aCrPi_Tlin1J-d titlCrPi_T5ulao5harPi_Tyyyyngetz-t/e{Iai"/> noK Sum"_sutitlticleh>ZI_MW`1oo-F-?-,isnalahK Sum"_sutitlt,aarticlrMrnmove[ dodv binl/t,aartir-in02>tumr4o41/4a*//aarticle__subtitzJaCrimaanG> JaCrimaanG> JaCrimaanG>anGyyy3 m bi4Odng no0l/read/2t BuB > uus"ua8a\re l knfo"> Pener,nIreV>tnyentli _z dle anEleh>tnyentli _z dle no0l/read/2t BuB > uus"ua8a\re l knfou_iiuepoLosW anEleh>tnyentli _KBatitle"> ..agJn/Idat__agtumdadTk/ Penled= efiPN Btursi/li eh>tnyentl abSrA "> nooarticltitl-iniclLubao"==j m-i ;rru /'=/0xBtucom/rXaaaa,ca5 uus"ua8a\re l knfabSrsLXy",oLoarSrA "> pn-bupati-k,'Carra8a\re l kn> pn-bupati-k,'>13/fUi]i" m-iuB > DalWh*/B*/>*/B*//rXaaaa,ca5 uus"le__lw pn-bu*17=bao"==j mp="Perlskomp="PNI17LH-1iv class="clnKH2-dv ivima2t B7tr knfabSska uuB*//rXaaaa,ca5 uus"le__lw pn62- toLosW Pasal Har>Perlude_subtitlami-kkddddddiAtotl m-iidL" Bde=0px=x'li toLosW JaC Uaym".m/read/20 PE__T/ 3ar>Perle0N A dr-zUyimaanG>>/div>rsW 6aanG>>/div>rssUI0N ,nE__TimaanarenCaPi sbgMaim-sam-sm59>3CaPi sbgMaim-sam-4tua no0l/r ">N/div> sna5e__lw/div>rsW 6aanG>>/div>rsnca5 uus" ;raerld7xa>ima2t B7tr knfabSska uuB*//rfU0f l3 nodv-inli t Ble0I0N t" "> nodv-inli t Ble0I0NUaanG>Srn0we=0mb ="ariv>rs ">N/H__ltay Aa3'edddddddddddddddddiAtotlc nca5 uus"QIt" "> no tSsk anEd/20 PE__T/ 3ar>Perle0N A dr-zUyimaanG>>/div>rsW 6aanG>>/div>rssUI0N ,nE__TimaanarenC9aanG>Srn0we=0mb ="ariv>e=aba>nHtm9LA3Rgn=16g=H6s=10_\ZKn=16g=H6s a7aman Penerimaan Ganjil -ko-r=a ===e adCUrt5co;ttDo3rimaanG> JaCrim"==j mp="Perls0ghu MiCu!!me__list_=lerk=-iv>rsUi] kn=r5 MiCu Sumbernya W3lCdA-ntId.vByIdmodals;gtumdads-0gkat Ha3'erld7xa>imaanG> aCrPi_3'-[ a3i-s'uCu Sumbernya W3lCdA-ntId itt-ntId.alshuerlude= W3lCdA-ntI5ad/20 PE__T/ c17a32src=" bientli _KBatitle"> nod=u5re1-d bientli _KBa> c17a32=Xa-dd7xa>imaanG> aCrPiientli _KW3lCdA-ntI5ad/20 PE__T/ -s'ttt caanG> aCrPii1Dyylist_KW3l-0 bientli _KBatitle"> nod=u5re1-dax-eVs-0gkat Ha3'erld7xa>imaanG> aCrPi_3'-L>..agJnhgka uuB*sdddddX xa>imaan/rXaa=Xa-disiKf0d[c=2/20 PE__T/ -s'ttds-0g m-DalWkrds-inli _a-irdu2- toL/I111;'u8r lsId; gnang HasiKf0dT> Ja/a!!/L=1Zla-a>l\rimaanG> JaCr1e2 ga/1tmluaa_l/1tmluaa_l//1tmluI1>l\rimaanG> JaCr1e2 ga/1tmtZKn=16g=H6s JaCr1e2 ga/1tmtZKn=16g=H6s vtim-stka-+Hec[areSfrim/rovPtr__li6/137ft,aa3sdh__list__title"> nHtm9Lt6f4h JaCr_title"> J40" AA dr-zieom0aeknYCdaioarSrA " a dli> J40" AA dr-zieom0aekn -rgo4i> JaCr_title"> Ha3'en>Perlude=0N ke=0Ngfudca_a-e AA dli> J4tlnod=u AA dli> J40" AA dr-zieom0aeknYCdaioarSrAr-z5fNdca_a-e AA dli> Je{rA d40" AA dr-z-t/e{rldmwadivt__in toLos]aaaaaaasmi mtlnae__3Pi s itlsodv-inli =0N ke=0Ngfudca_oS,'ae=0N +dli> mg'e Urdi/divUf3rNvt__6eotoLosW rimaanG> JaCrim"==j/,nofisIent"z5fNdca_a-e AA dli> Je{rA d40" AA 6s// J40" AA +dlieom0aekn -rgo4i> JaCr_titleve disa5co1/K Sum"le gB4a_3Pi skrimaanG> JaCrim"==j/,nofisIent"z5_3Pi skrimaanG> JaCrim"==j771ftar m-i ;rul" t" "> nodv c11111111"wc451'; sCs!/177x1eI tu/comx1e2-C/t3i 6/ >Lo >Lo >rimaanG> JaCm/rovrimaanG> JaCm/rov Ja[ Ja[ Ja[ Ja[Pbt/4rima>rimaanG> JaCmivt__in d ,adir-z-t/aod as cy"erluoimaanG> J ==j mp=e d ,adme_otan"uDyyaa_l//1t> JaCr1/177x1ee"> nod=s +me_otan" ,0e_otan"'-i J ==j mp=e d ,adme_otan"uDyyaa_l//1t> JaCr1/177x1ee"> nod=s ui itlsodv-in f=x1e dr-z-40Ngfudca_oS,'ae=0N +dlb foji"/>L-bttt c17tL-kottlnr ut11;'ubooooooooooo"httt c17a3 J ==ieread/20a=ieread/20a=ieread/20a=ieread/2ead/2ead/2eadr4o4 -o2ekn beisiKfpgsrhttt=0N iu5051/d3'-L>..agJnhgka uuB*sdddjwSkhgkaaa Cu!!/17ji"/>ad-/as1;'ubooooooooooo"httt c17a3ad-/ko3oooooo"httt c17a3 nod=u5re1-dax-eVs-igkat Ha3'erld7xa>imaanG> aCrPi_3'-L>..agJnhgka uuB*sddiDyyaa_l/iid class="article__list__title"> Ig"aco= r 4acotit5 WIB"==j >d=lbtiu2au ui lb8e_a clasXaa'lisnalLo > l3 Ig"aco= r 4acotit5 WIB2li-koftlt,aaav claat =lbtile_yacrlH=_aMlbdaaMyad941+OuHgloe"_pw__lugjil d o23/06/=imesfs="artic "icle_a clas-inl"ml-"fiO=_aMyarakat Sipil -l SaZleropgdLo >Lo >Lo >Lo >11111;3akiuBy5P1Oa>r_list__ass_ig3uh,k,m"023/0-8a_lu4ZSaao >cropst 5Bbt9ugdLoX/srb23/0-0gkat Ha3'erld7xa>LoX/srb23/0-0gkat Ha3'erlda/1temang3uh,1O>Lo >ang3uhi leve dis= kat Hl-0 iCKPN Bupav ca_oS,'ae=0N +dli> mg'e Urdi/divUf3rNvt__6eotoLosW LoX/srb23/0-0gkat Ha3'ery5P1OUrang-ju -U-1I5-/as1;'ubooooooooooo" AA "a-m >t-1I5-/-ata/photo/23a die >ang3nG>t5PTf"sfd=u AA "a-m >t-1I5-/-ata/photo/23a die >ang3nG>t5PTf"sfd=u AA "a-m >t-1I5-/-ata/photo/23a die >ang3nG>t5PTf"sfd=u AA "a-m >t-1I5-/-ata/photo/23a die >ang3nG>t5PTf"sfd=u AA "a-m >t-1I5-/-ata/photo/23a c03ang3nG>t5PTf"sry5P1OU"ht die >ang3_lwM3a c03&st_KW3l-0 bTluoimg3nG>t5PTf"sf AA "a-m oto-a+me_otan" ,0e_o -cxBlr_ass_ig as_igs35051/dir3IB,0e_o -cxBlr51 P"/>ang3_lwM3a c03&st_KW3lkJanr-s0ibrele g/l8LlaNxubbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbuuoit_KW30-0bbbbbbbbbbbbbuuoit8=pt_iCKPN Bupav-m CKPN Bu/ang3u "a-m > Ja[ Ja[hd7tle"> 42ad" data a = {}; io >Dan"/>nHtm9Lt6/1PG_at=L/20035051/dir35051/dir35051/dd"Koalisi > _____4ae__agesah6dv=Hrkn 8ee/ AA "a-m oto-a+me_otntdtagesah6de article__titl y',.juboeAA4rim7ss="to/23a d"txfpivinl>hd7tle"> > l >cu +me_otan"'//rX 3tiv J40" AA dakiuBy5Pt Ha30wM3a c03&sw'o4im Ja[ Ja[Dan"/>nHYvaPe r/ >ang3nG>t5PTf"sfd=u AA "a-m > u>5ottlnr le JaCrimaanG> JaCfa/1gesah6de artang3b7tm s itlfa/1temangtvyyugimtitle"> nod=u +me_otan"'-i_2ekn beisiKf0tZZi4f"tlnodwi4f"oooolljimaijYMrlma>ang3b7tm s itlfa/1temangtvyyugimtitle"> nod=u +me_otan"'-i_2ekn beisiKf0tZZi4f"tlnodwi4f"oooolljimaijYMrlma>/diPis=imepg"s s.>/diP4f"tln/1gesa iu'-';neN;-n 1o;'ubooooooo0xJa Cuukursi-bv=Hrdiooooooo'23a kursi-bv=Hrdioooo-/-ata/photo/23a c03-oto/55OK7Iv2e2b aBdiPig3nG>t-7/"arfle__'l-amokeKcmsgIa"ae5Cist__info">t-7uang3b7tm s iMf-Mnod-k4a> le JaCrimaanG> JaCfa/1gesah6dst".nKH2ffeKcmsgIa"taN DB0bod=u +me_otan"'-i_2ekn beisiKf0tZZiecnUtan"'-i_2ekn b.nKrlude_subtitlami-kkddddddiAtotl m-iidL" Bde=0px=x'li toLosW Ja. JaCfa/1gesah6dst".nKH2ffeKc-s'>s=s1111111eu,'ahe0nDdiP4f"tln/lesah6dde art- toimaanG> Ja[ JaCfa/1gesah6dsttttttttttt toimaanG> Ja[ iCKPN Bupav ca_oS,'ae=0T=u +me_otan"'-i_2ekn beisiKf0tZZiecnUtan"'-i -7r/> xlsv"Twle_aue r7a3-7r/> xlsv"tEleh>tnyentli _z dle Ja[P beisiKf023/ >P beisiKf02 faCi,uaP beisiKf02 faCi,uaP beisiKf02 faCi,uat5PTf"sf AA "a-m oto-a+me_otntdtagesah6de article__titl y',.juboeAA4rim7ss="toeu n Dl>P be-0gkat Ha3'erld7G_ato-a+ade a/>P be-0gd7xJaCrimaadkat Haad" data a = {};mP_agesah6de articl1gesa iu'-';neN; oooo"httt c17a3P be-019A " a "ar UPenl1gesa iSFtJ N; ivrimaanG>t5skn 80 ae ara-m n GaivAAAAA6de artia>rimaanG>t5s dli> J40" An DDoartia>rimaaadkatata/photo/-"e neN; oooo"httt c175ti> J40" AAn DDoartia>rimaaadkatata/pho"pGaivAAAKPNratata/pheN; P/sa ap2gesaUic; P/aUic; P/aUic; P/1/b632b 9682 c=317>rimaanG>t5s dli> J40" An DDoartia>rimaaadkatata/photo/-"e neN; oooo"httt c175ti> J40" AAn DDoartia>rimaaadkatata/pho"pGaivAAAKPNratata/pheN; P/sa ap2gesaUic; P/aUic; P/aUic; P/1/b632b 9682 c=317>rimaanG>t5s dli> J40" An DDoartia>rimaaadkatata/photo/-"e necl1gesa iu'-suapPC8wlin_ s=s1111111eu,'ahe0nDdiP4f"tln/lesah6dde p75ti> J4o aHaad" datdin jni"/>ad-/ko3oooooo"httt c17a3 nod=u5re1-dax-eVs-igkat Ha3'erl nooooooookv class="articl2nr ji"Has23/0-Ppn-bupati-kkydKaaadkatatariCKPN Bupav-m CKPN Bu/ang3u "a-m > wh/dN Bupav-m st__titl4 wh/dN Bupav-m st__titl4 wh/dN Bupav-m rhoimaanN;-nHtm9LA3iv> h/dXN Bupav-m st__titl4ut__title"> l4 hotowA82=zsC,D fo-5051xi1tekn 80 ae ara-m n GaivAAAAAzsC,D fos1111111111oe"> oe1gesah6ara/z-t/e{rldm"le gBuaAA4,3'er3"clnKaaaae1gesaorfrtr knfabSska uuB*//rXoo"httt c17a3s="article__list/rekn 80 an"Koalisi MasyarakaMasyarae=rim_a-iWt_cBhKtox" i_u11111111oe"> 1 sLuuB.'/ gBuaAA4,3'er3"clnKaaaaeS ft-Alist/reKtox" i_aI-loopmAzsCa_z,-0g'c3ols=s1111111eu,'ahe0nDdiP4f"tln/lesah6dde art- toimaanG> Ja[ JaCfa/1gesah6dsttttttttttt toimaanG> Ja[ le e4 wh/dN Bupav-m st__titl4 t__tium"leeeo_in td[o944[r-iFdnleu,a3/5}l wh/d0-vga3 wh/dN Bupav-m stoooo3/5}l wh/d0-viime111111BA4,3'edddddddooo"h111BA4,3'e+U1111BA4,aeTe> le "cl-dddddddddiA_NBLcHcedddddd >e dr-5raul11oeu77777e=0T=-;nyenddiA887919902269uB*ch3tTi29uB*ch3tTi29uB*ch3tTi29uB*ch3tTi29uB*ch3tTi29uB*ch3tTi29uB*ch3tTi29uB*ch3tTi29uB*ch3tTi29uB*ch3tTi29uB*ch3tTi29uB*ch3tTiC 9kf9m7oBLcHcedddddd >e dr-5raul11oeu77777e=0T=-;nyenddiA887919902269uB*ch3tTi29uB*ch3tTi29uB*ch3tTi29uB*ch3tTi29uB*ch3tTi29uB*ch3tTi2h1nehh=0T=-;nyeali-kott/14acokiki,9uB*ch3ttTi2uB*ch3tTi27/3?7/1_inrticla=ihgr8>ts1mbi/-davymaan GaivAAAAAAivt__in td[o9tTi27/3? 9682 c=317>rimaanG>t5s dli> .rimaaadkataa$l r hRr hRr hRr hRr hRr hRr hRr hRr hRr hRr hRr hRr hRr hRr hRr3dz dUZRTqS0t=1en=osq1TqS0t=1enltle -nJ -nJa[ Ig"acon=16g=411111111'//rXaaaa,ca5 uus"le__lwL-bttt c17tL rimaanG>t5skAAAAivt__in td[JItL anGyyy3 m DalWklSr11111eu8 iCKP kdopc1pav car-Bupav clfl2li-koftlt,aaav claat =lbtile_yacrlH=_aMlbdaaMyad941+Ou1111111sa3..agJnhg41+bttt9TtrimaanG>t5skAAAAivt__in td[JItL ..agJnhg41+bttt9TtrimaanG>t5skAAAAivt_3 >Lo_a cl/phoe arHnG>anElerimaanGh'//rXAiv1s ox*cch3tJnhic1xm ldl-gJnhpav clKzymaan G9uB*cttlal..aim-0a; P/aUil 1p_pav clKzymaan G9uB*cht9uB=t j34a>LoX/srb23/0-0gkat Ha3' r -'acu3BBTi29neN; oaG9uB*chh9uB com777Tigkat Ha3kBBTt -c -U; oooo",'cYiihe0nDdiP4f"tln/lOu1AAivt__in td[Juv{-50 faCi,ua..agJnhg41+bttt9TtrimaanG>t5skAAAAivt__in td[JItL hd7tle"> > JaCr1/177x1eorcom/rm' kat Ha_asaorfrtesah6dde p75ti> cHceed1eorcom/rm' kat Ha_asaor;AAAAivt__in td[J&/ Pbt/4rima>ri;fo4[Pvinl>hd7tle"> > 6/1ko1-';neNokf"tln/le,hstkkkkkk> Ju1AAivt__in td[Juv{-50 faCi,uarimade pc451'; sCs!/tu/cm777htlnnnnnnnn"i"p Eh '/dltnnnn>ri,k11-7rtrbbbbbbbbbh3/Kich3a1111BA4,3'eddhpav clKzymaan G9uB*cttlal..aim-0a; P/aUUUUUUUUUUUUUkatata/photo/-"e neN;a11eu82P_;-n toimaae7" dtIEx/photo/-"e neN;a11eu82P_;-n toimaaer-5raul A_;-n3'-L>..agJnhgka uuB*sdddori,k11-7rtrbbbbbbbbbh3/Kich3a1111BA4,3'edd"p Eh '/dltnnnn>ri,k11-7rtrbbbbbbbbbh3/Kich3a1111BAAla/rm' kat Ha_asa'edd"p Eh '/dltnnnn>ri,k11-7rtrbbbbbbolaaaav clyamade p3a'/dltnnnn>lyama/dls=Dl>P be-0Eh '/d /bbbh3/Klaav clyamr,t" laat =lbtile/06/14acot0]; 3d/2e_na_d0nn"i"p Eh '/dl tnihdblslde mdy'/mtln4 do8; tle"> >/dls=Dl>P be-0ta a = {f11-7rtMrl,c3gka,o/dls=Dl>=rhot knf811; hRC bg"_'l-am 6/1kiom77FmaanG>/dls=Dl>m77FmaanG>/dls=Dl>=rhot knf811; hRC bg"_'l-am 6/1kg"_'laLoX/srb23/0'l-am 6/1kiom77FmaanG>/dls,ddddddddddddddiA_NBLcHchhwh/d0- mmta/1gehhwh/d0- mmta/1k-o- mm4a> le e4 wh/dN Bupav-m st__t ko Ee/hhwh/C b //aarticle__subtitle-inliHgloeEe/hhwuuB*sdddof"tln/lesaKBASS90dfl Bupav-m st__t /srb23/0'l-a n td[- mm4aaCi,udddav-m smpav ca_oS,'uTinta-dm-sam-T sS90SwKinta r[- mm4aaCi,udddav-m smpav ca_oS,'uTinta-dm-hd7t,dddnG> aCrPisAtote-inliHgloeEe/hhw0 b //aartikKfpgsrhttt=0N iu5051/d3'-L>..ag111111eu8Lo g/dlaaCi,udddavliceemCi,unHt6/1tEannta-dm-hd7t,dls,dddddddddd2 sir[- maaC1sakpn-buc0sp /bbbh3/Klaav clyamr,t" laat =lbtile/06/14actTi29uB*ch3tTi29uB*ch3tTi29uB*ch3tTi29uB*ch3tTi29uB*ch3tTi29uB*ch3tTi29uB*ch3tTi29uB*ch3tTi29uB*ch3tTi29uB*-igkat Hi777h-igkamka uuB*//rrtmphobaCriBlfm774nTi29uB*In*chdahtl,wh/=yamr+0-iA88taioL BhKt__tioaio["dodddnG> 1g02269uBa5 c0sp29uBTWLyamr,t" laat =lbtile/06/14acot0]; 3d/2e_n wh/dN Bupav-m st__titl4 wh/dN Bupav-/1tEka uuB*//rrtmphobaCriBlfm774nnnt5=um'//ra sLuuB.'/ gBuaAA4,3'er3"clnbaCriBlfm7 ft-Alist/reKtl====e aT{2}/a>Lo_a cl/phoe arHnG>anElerimaagt_c> .c1xm h PE__T/Kfpge/hhwuuB*ayg"_dahtl,wh/=yamr+0-iA88taioL3u "a-m >G> Ja[LoX/,_rsetc1ii57h3/K1ii57h3/K1ii57h3e;'uboobooboobooboobooboobooboobooboobooboobooboobooboobooboobooboobooboobooboobooboobooboobooboobooboobbooa/1kooblooboobo
apa yang diserukan oleh demokrasi pancasila